Langsung ke konten utama

Pengalaman Bayiku Lahir Kuning


Hari itu kehamilan tepat 37 weeks, kami berencana menghadiri undangan nikahan teman. Karena perjalanan cukup jauh, saya kontrol ke bidan terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi janin. Kata bidan kondisi ibu dan janinnya sehat tinggal menungu hpl saja. Saya dan suami merasa lebih tenang untuk bepergian. Keesokan paginya kami bersiap-siap untuk berangkat ke nikahan teman. 



Ketika sedang sarapan, saya merasakan air merembes keluar dan baju saya sudah basah tapi tidak merasakan mulas. Kami segera datang ke bidan untuk mengetahui kondisi kehamilan saya. Ternyata kata bidan sudah pecah ketuban tapi belum ada pembukaan, kami cukup panik mendengarnya. Bidan pun menyarankan untuk segera ke rumah sakit, saya berusaha untuk tetap tenang.

Saya sebenarnya agak sedih karena berharap bisa lahiran normal di bidan, tetapi Allah SWT berkehendak lain. Kami pun segera berangkat ke rumah sakit sambil ditemani ibu, sepanjang perjalanan air terus merembes keluar. Saya sengaja menaruh perlak diatas kursi mobil agar tidak basah kemana-mana. Sesampainya ke rumah sakit saya diperiksa dan hasilnya tetap belum ada pembukaan. Dokter menyarakan agar di induksi jika masih belum ada pembukaan maka harus di operasi caesar.

Saya berharap semoga mules dan segera ada pembukaan setelah diinduksi. Ternyata tetap saja tidak ada mules dan pembukaan. Akhirnya dokter menyarankan untuk segera di operasi caesar dan saya hanya bisa pasarah berharap yang terbaik bagi saya dan sang anak. Ketika adzan magrib sang anak perempuan lahir ke dunia dengan bera 2,7 kg dan tinggi 48i cm. Semua rasa cemas dan sakit akibat operasi caesar lupa sejenak karena bahagia melihat sang bahagia melihat sang bayi lahir dengan selamat.

Setelah saya bisa bangun dan berjalan sendiri, dokter memperbolehkan untuk pulang. Saya dirawat sekitar 3 hari 2 malam. Kemudian dokter menyarankan untuk kontrol kembali ke rumah sakit setelah 1 minggu. Akhirnya waktu kontrol ke rumah sakit pun tiba, Kami berangkat untuk memeriksa kondisi bayi dan saya luka pasca operasi. Saya, suami dan ibu berangkat ke rumah sakit, kami duduk sambil menunggu antrian yang saat itu tidak terlalu ramai.

Bayi saya di cek berat dan tingginya terlebih dahulu, ternyata hasilnya tidak ada perubahan dari awal lahir. Selanjutnya dokter anak memeriksa kondisi bayi saya. Seakan mimpi buruk di siang hari, dokter mengatakan bayi kami terindikasi kuning atau tinggi bilirubinnya. Dokter menyarankan bayi kami untuk tes lab agar lebih akurat.  Kami mengikuti saran dokter walaupun rasanya ga tega melihat bayi sekecil itu diambil darahnya. Dan bayi pun menangis sangat kencang, mungkin merasa kesakitan saat diambil darahnya. Setelah 1 jam hasil lab keluar dan hasilnya nilai bilirubin 15,9 sedangkan normalnya 10.

Dokter menyarankan agar bayi di rawat selama 2 hari untuk di sinar biru. Saya dan suami berdiskusi untuk mencari jalan yang terbaik. Suami memutuskan menelfon ibu saya untuk diminta pertimbangannya. Karena ibu saya punya anak 8 dan dirasa lebih berpengalaman. Ibu saya mengatakan lebih baik di rawat di rumah saja, kami pun mengikuti saran dari ibu. Saya dan suami berusaha merawat dirumah dan tetap bertanya ke teman yang bidan.

Saya melihat ada perbedaan antara bayi yang kuning (tinggi bilirubin) dengan yang normal. Adapun bayi kuning (tinggi bilirubin) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Kulit bayi berwarna kuning, agar terlihat jelas lakukan pengecekan diruangan terang atau diluar ruangan.
Bayi cenderung banyak tidur disiang hari dan bangun dimalam hari
Bayi cenderung sedikit BAB dan BAK di siang hari dibandingkan dimalam hari
Bayi cenderung malas menyusui di siang hari


Usaha yang saya dan suami lakukan agar bayi tidak kuning dan kembali normal bilirubinnya, sebagai berikut:

Berdoa dan ibadah-ibadah sunnah kami tingkatkan terutama shalat Tahajud. Waktu 1/3 malam adalah waktu yang mustajab bagi seorang muslim berdoa kepada RabbNya. Karena saya kodisinya masih nifas saya melakukan ibadah yang masih bisa dilakukan seperti berdoa dan berdzikir.

Bersedekah dengan jumlah yang cukup banyak dengan niat untuk kesembuhan sang anak. Salah satu manfaat sedekah adalah menghindarkan kesusahan dan marabahaya.  ”… ada yang memandang apa yang diinfakkannya (di jalan Allah) sebagai suatu kerugian; dia menanti nanti mara bahaya menimpamu, merekalah yang akan ditimpa mara bahaya. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS At Taubah, 9: 98)

Menyusui bayi 1 jam sekali, dan ini saya rasa cukup berat. Karena bayi cenderung tidur  disiang hari, dan sedikit menyusui. Saya harus membangunkan agar mau menyusui 1 jam sekali. Seringnya bayi baru sebentar menyusui sudah tidur lagi. Saya bertekad ingin bayinya sehat maka terus berusaha membangunkan agar bayi mau menyusui dalam jumlah yang cukup.  Saya berusaha tenang dan tidak panik agar asi keluar lancar. Sehingga bayi dapat menyusui dengan nyaman dan cukup sesuai kebutuhannya.

Menjemur bayi sekitar ½ jam, biasanya saya lakukan dari jam 7 pagi sampai 7.30. Saya lakukan setiap hari selama 40 hari sampai yakin bayi sudah tidak kuning. Ketika dijemur kondisi bayi ditutup matanya dan saya bacakan dzikir pagi hari.

Banyak pertimbangan dan saran yang saya terima agar anak kami dirawat untuk sinar biru. Namun kami berkeyakinan Allah SWT akan menyembuhkan tanpa disinar. Saya yakin setiap orang tua menginginkan hal yang terbaik untuk anaknya. Dan sinar biru untuk bayi kuning merupakan salah satu usaha orang tua. Kebetulan saya dan suami tidak menggunakan usaha tersebut.

Alhamdulillah Allah melihat usaha dan doa kami, anak saya tumbuh dan berkembang dengan sehat. Ketika kami kontrol ke bidan, berat badannya terus bertambah dan normal. Perkembangannya seperti tengkurap, duduk, merangkak dan lainnya indikator usianya. Kami sangat bersyukur dan semoga dimampukan mendidiknya menjadi anak yang shalihah.




Komentar

  1. Wafda ternyata sejarah lahirnya unik yaaa, sehat-sehat ya wafda sampai besar, umminya jugaaa, amiinn.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Keseruan ini kalo punya anak pertama perempuan

5 Keseruan ini kalo punya anak pertama perempuan Saya ingat sekali ketika pertama kali mendapat kabar bahagia dengan positif hamil. Walaupun ga nyangka hanya dalam hitungan minggu saya sudah diberi amanah ada kehidupan dalam rahim saya. Dan manusiawi banget ya mom kalo kita punya keinginan anak perempuan atau laki-laki. Tapi tetap mensyukuri apapun jenis kelaminnya ketika sang buah hati lahir.  Saya termasuk yang berharap punya anak perempuan. Kayaknya seru punya anak perempuan bisa mix n match baju-baju dan aksessoris lucu. Alhamdulillah do'a saya terkabul dan anak pertama saya perempuan. Keseruan ini saya ambil dari pengalaman saya memiliki anak pertama perempuan. Dan saya yakin setiap anak, baik laki-laki maupun perempuan memiliki keseruan masing-masing ya mom. Apalagi kalo kita menikmati peran sebagai ibu. Ada beberapa keseruan yang saya alami ketika punya anak perempuan. Daaaan kebetulan banget saya juga terlahir sebagai anak pertama dari ummi dan ayah saya...

Kisah dalam Surat Al-Buruuj Ayat 1 - 10 Part 2

Saya lanjutkan kisah dalam surat Al-Buruuj ayat 1-10 part 1, semoga kita mampu mengambil hikmah dalam kisah ini. Betapa keimanan nilainya sangat mahal. Bahkan, nyawa pun menjadi taruhannya dalam mempertahankan kemianan. Adapun ini kelanjutan kisahnya. Setelah itu orang tersebut mendatangi sang raja, dia duduk didekatnya sebagaimana biasa dia lakukan. Sang raja bertanya kepadanya: ‘Hai fulan, siapa yang telah mengembalikan pandanganmu itu? ‘Rabbku, ‘jawabnya. ‘Aku, ‘tegas raja tersebut, bawahannya itu menjawab: ‘Tidak, melainkan Rabbku dan Rabbmu. ‘Apakah engkau mempunyai Rabb selain diriku?’ tanya raja itu. Dia pun menjawab : Rabbku dan juga Rabbmu adalah Allah. ‘Kemudian bawahannya itu disiksa tiada henti-hentinya hingga akhirnya dia memberitahu tentang keberadaan sang pemuda, dibawanya sang pemuda itu kepada si raja.  Raja itu berkata:  “Telah sampai berita kepadaku bahwa sihirmu dapat menyembuhkan penyakit sopak, lepra dan berbagai macam penyakit lainnya.’Sang...

Pengalaman Traveling ke Palembang bersama Bayi Part 1

Saya dan suami sama-sama suka traveling. Jadi, apapun kondisinya tetap harus traveling, dengan tetap mempertimbangkan tempat dan kondisinya. Sekitar bulan Juni 2016 kami melakukan traveling ke Palembang dengan umur anak kami yang masih 10 bulan. Bersyukurnya punya anak yang tipenya ga rewel dan menikmati perjalanan. Hi hi kayaknya efek pas hamilnya sering diajak traveling dech. Kami sekeluarga berangkat menggunakan pesawat terbang dengan harga tiket 500.000/orang dan anak dibawah umur 2 tahun hanya membayar 10% saja. Jadi total biaya pesawat kami bertiga Rp.1.050.000. Pastikan ya mom kita sampai dibandara tidak mepet dengan waktu keberangkatan. Agar ada waktu bagi bayi untuk adaptasi dan menyiapkan perlengkapan sebelum naik pesawat. Saran saya jika bayi pup sebaiknya segera dibersihkan di toilet bandara saja. Karena toilet di pesawat sangat kecil dan tidak nyaman untuk membersihkan dan mengganti diapers bayi Tiket kami beli melalui online, karena zaman sekarang kita sangat dimanj...